Selasa, 16 Juni 2015

Paper



PALET IKAN DARI BIJI RAMBUTAN
UNTUK MENCEGAH PERTUMBUHAN BAKTERI

Niken Rumani
5213414002
Teknik Kimia
Universitas Negeri Semarang
nikenrumani@gmail.com

Produk dari hasil perikanan dari tahun ke tahun semakin diminati oleh masyarakat baik dalam maupun luar negeri. Tingkat ketergantungan masyarakat global terhadap produk perikanan sangat tinggi, maka diperlukan suatu usaha untuk mengembangkan potensi perikanan di Indonesia. Di bidang perikanan, terdapat dua sektor yaitu budidaya dan tangkap. Pada sektor tangkap telah dilakukan optimalisasi  dengan terus menjaga daerah kelautan Indonesia dari kasus pencurian ikan yang dilakukan oleh nelayan asing. Namun, masih banyak aktivitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan dan eksploitasi ikan yang berkelanjutan. Hal itu menjadikan sektor tangkap berada pada posisi rendah,  bahkan di beberapa wilayah sudah terjadi penangkapan ikan yang berlebihan. Masalah perikanan mau tidak mau terus berlanjut. Sementara permintaan pasar juga terus meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya usaha untuk memajukan sektor perikanan budidaya, baik budidaya ikan air tawar, payau, maupun laut, yang masih memiliki ruang cukup luas untuk pengembangan dan peningkatan jumlah produksi. Terdapat beberapa tantangan utama dalam pengembangan sistem budidaya di Indonesia, salah satunya yaitu  ketersediaan pakan dengan bahan baku lokal. Hal ini bertujuan agar nilai produksi ikan budidaya kita dapat bersaing dengan produksi negara tetangga yang diperkirakan akan turut meramaikan pasar lokal sebagai akibat dibukanya perdagangan bebas dalam kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN di tahun 2015 ini.
Ketersediaan pakan menjadi penting, karena hampir 60 persen biaya produksi berasal dari pakan, sehingga pakan menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Permasalahan tentang pakan timbul karena sebahagian besar bahan baku pakan, seperti: feed binder, fish oil, fish feed blood worm dan fish meal masih dalam status impor. Kondisi ini tentu saja menjadikan nilai produksi ikan budidaya kita sangat tergantung terhadap naik turunnya nilai pakan. Keinginan untuk memproduksi pakan dengan bahan baku lokal terhambat oleh iklim global yang menyebabkan gagal panen pada komoditas jagung, gandum, atau kedelai sebagai sumber utama protein pada pakan.
Menurut data dari Nugroho Meidinata dan Sayyida Ikrima dalam primordia.faperta.ugm.ac.id, kondisi perairan yang tersedia di Indonesia  saat ini dapat dimanfaatkan di bidang pariwisata, budidaya, dan perdagangan. Luas perairan di Indonesia tidak bisa dibilang kecil, menurut data terakhir yang dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan bahwa sekitar 70 % luas wilayah Indonesia adalah perairan. Selain itu, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Dengan melihat fakta tersebut seharusnya perairan Indonesia dapat dimanfaatkan oleh nelayan yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Tetapi, realita yang terjadi adalah nelayan di seluruh Indonesia masih tetap tergolong tidak sejahtera dengan pendapatan rata-rata 30.000/hari. Konsumsi ikan di Indonesia masih di bawah PPH (Pola Pangan Harapan), yaitu 31,40 kg/tahun. Namun, minat konsumsi ikan mengalami peningkatan. Dengan meningkatnya konsumsi ikan di Indonesia berarti kebutuhan ikan di Indonesia juga meningkat.

Kondisi Perikanan saat ini
            Saat ini perikanan menjadi salah satu sumber daya alam yang mempunyai nilai tinggi untuk kelangsungan perekonomian Indonesia. Akan tetapi, kondisi alam ini belum dimanfaatkan oleh sumber daya manusia secara sempurna. Hal ini dimanfaatkan oleh investor asing yang menjadi pelaku utama dalam mengekploitasi sumber daya alam yang ada di negeri ini. Hal tersebut yang memperburuk kondisi pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Indonesia. Padahal kondisi perairan di Indonesia dapat dimanfaatkan di bidang pariwisata, budidaya, dan perdagangan. Dan seharusnya perairan Indonesia dapat dimanfaatkan oleh nelayan yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Tetapi, kenyataan yang terjadi adalah nelayan di seluruh Indonesia masih tetap tergolong tidak sejahtera.
Konsumsi ikan di Indonesia selama kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Dengan meningkatnya konsumsi ikan di Indonesia berarti kebutuhan ikan di Indonesia juga meningkat. Saat ini pemerintah dalam mengatasi meningkatnya kebutuhan ikan di Indonesia dengan mengimpor tepung ikan dan ikan beku dari berbagai negara. Kebijakan pemerintah yang hanya mengimpor untuk mencukupi kebutuhan ikan di Indonesia sangat disayangkan mengingat luas wilayah perairan Indonesia sangat mendukung untuk pengembangan perikanan. Kondisi perikanan Indonesia yang buruk juga terlihat dari kondisi nelayan yang minim dengan pengetahuan.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Menurut data yang saya peroleh dari halaman web http://www.wwf.or.id. Saat ini belum banyak solusi yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengembangkan perikanan di Indonesia. Pemerintah cenderung untuk mengimpor ikan dalam memenuhi konsumsi ikan nasional. Solusi yang pernah dilakukan oleh beberapa perikanan di Indonesia yaitu melaksanakan program perbaikan pengelolaan perikanan dengan pendampingan dari WWF-Indonesia. Perbaikan pengelolaan perikanan ini berdasarkan Kepmen Kelautan dan Perikanan 45/2011 tentang estimasi potensi perikanan di Indonesia. Pengaturan jumlah tangkapan dengan membuat harvest control rule (HCR) atau pengaturan pemanfaatan perikanan, menjadi sebuah solusi paling realistis untuk menegakkan kedaulatan pangan Indonesia.
Gagasan Baru yang Ditawarkan
Di Indonesia terdapat berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai manfaat untuk kehidupan manusia. Mulai dari tumbuhan yang hidup di tanah hingga tumbuhan yang hidup di air. Hingga saat ini banyak tanaman yang telah diketahui manfaatnya dan dijadikan obat untuk beberapa penyakit. Rambutan adalah tanaman tropis yang masuk dalam golongan ke dalam suku lerak-lerakan atau Sapindaceae, berasal dari daerah kepulauan di Asia Tenggara. Buah rambutan terbungkus oleh kulit yang memiliki rambut di bagian luarnya (eksokarp). Warnanya hijau ketika masih muda, lalu berangsur kuning hingga merah ketika masak / ranum. Endokarp berwarna putih, menutupi daging. Bagian buah yang dimakan, daging buah sebenarnya adalah salut biji atau aril, yang bisa melekat kuat pada kulit terluar biji atau lepas. (id.wikipedia.org).
Pemanfaatan tanaman sebagai peningkat sistem imun ikan dapat memperluas manfaat suatu tanaman. Bukan hanya itu saja, tapi limbahnya juga dapat dimanfaatkan. Selama ini rambutan hanya dimanfaatkan buahnya saja, sedangkan bijinya hanya menjadi limbah. Biji buah rambutan dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut etanol. Etanol merupakan pelarut polar yang dapat melarutkan senyawa flavonoid dan tanin yang terkandung dalam biji buah rambutan. Ekstrak biji rambutan dapat menghambat pertumbuhan bakteri A. hydrophila, A. salmonicida, dan streptococcus sp. Pada konsentrasi 75%, ekstrak biji rambutan menghasilkan zona hambat terluas. Pada konsentrasi ini senyawa-senyawa antibakteri pada ekstrak biji rambutan bekerja maksimal sehingga dapat merusak dinding sel bakteri yang mengganggu metabolisme sel yang akhirnya menghambat pertumbuhan bakteri. Bahan aktif senyawa flavonoid dan ekstrak biji rambutan efektif bekerja sebagai bakteriostatik dan bakterisidal karena dapat menghambat dan merusak dinding dan membran sel bakteri yang terdiri dari lapisan protein. Mekanisme kerja senyawa-senyawa fenol termasuk flavanoid sebagai antibakteri adalah dengan mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel. Penghambatan dan perusakan dinding dan membran sel ini dapat dilakukan dengan terbentuknya ikatan ikatan hidrogen dan kovalen antara bahan aktifnya yang bersifat hidrofobik sehingga menganggu integrasi dinding dan membran sel bakteri. (Ibrahim, dkk 2013).
Dengan kandungan dan manfaat yang ada pada biji rambutan maka limbah biji rambutan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan atau yang biasa disebut dengan palet. Langkah pertama yaitu membersihkan biji rambutan lalu dilakukan penghancuran biji rambutan. Kemudian  di ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol. Kemudian ekstraknya dapat dicampur dengan bahan-bahan alami yang biasanya dibuat palet ikan seperti keong sawah dan ragi tempe secara merata. Adonan tersebut ditutup rapat dan didiamkan selama semalam. Paginya, adonan dicampur dengan ikan asin dan daun pepaya yang sebelumnya digiling terlebih dahulu. Kemudian cetak dengan mesin palet. Lalu dijemur dan dikemas dalam kantong plastik yang kedap udara.
Untuk mewujudkan pembuatan palet ikan dari biji rambutan, maka diperlukan langkah yang jitu. Yaitu dengan memberikan sosialisasi mengenai manfaat atau keunggulan palet ikan dari biji rambutan kepada masyarakat, khususnya kepada para peternak ikan. Selanjutnya memberikan pelatihan khusus tentang cara pembuatan palet ikan tersebut. Setelah seluruh masyarakat dapat menerima, maka para peternak ikan akan menggunakan produk palet ikan ini.

            Indonesia memiliki sumber daya alam yang tersebar di berbagai wilayah. Misalnya saja yaitu di bidang perikanan, yang saat ini diminati oleh masyarakat global. Oleh karena itu, untuk memajukan perekonomian Indonesia dapat ditempuh dengan usaha untuk mengembangkan potensi perikanan di Indonesia. Pengembangan potensi perikanan dapat dimulai dari peningkatan kualitas pakan ikan. Hal ini dimaksudkan agar produksi ikan di indonesia tidak mengalami penurunan yang disebabkan karena penyakit pada ikan yang menular. Pakan ikan (Palet) dapat dibuat dari bahan alami seperti biji rambutan. Biji rambutan yang semula tidak dimanfaatkan sekarang dapat dijadikan palet ikan yang antibakteri. Bahan aktif senyawa flavonoid dan ekstrak biji rambutan efektif bekerja sebagai bakteriostatik dan bakterisidal karena dapat menghambat dan merusak dinding dan membran sel bakteri. Penggunaan palet ikan dari biji rambutan ini dapat menjadi solusi dalam permasalahan penyakit ikan yang sering terjadi pada sektor perikanan.

Daftar Pustaka
Ibrahim, Azwar dkk. 2013. “Potensi Ekstrak Kulit Buah dan Biji Rambutan Sebagai Senyawa Anti Bakteri Patogen pada Ikan”. Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan I, 2 Februari.
Meidinata, Nugroho dan Sayyida Ikrima. 2015. “Kesiapan Sektor Perikanan dan Kelautan Menghadapai AEC 2015”. primordia.faperta.ugm.ac.id (diunduh tanggal 17 Mei 2015).
Mustofa, Akhmad. 2014. “Solusi Perbaikan Stok Perikanan di Indonesia”. http://www.wwf.or.id/ruang_pers/berita_fakta/?35282/Solusi-Perbaikan-Stok-Perikanan-di-Indonesia (diunduh tanggal 15 April 2015).
Wikipedia. “Rambutan”. www.id.wikipedia.org/wiki/Rambutan (diunduh tanggal 17 Mei 2015).

0 komentar:

Posting Komentar