PALET
IKAN DARI BIJI RAMBUTAN
UNTUK
MENCEGAH PERTUMBUHAN BAKTERI
Niken Rumani
5213414002
Teknik Kimia
Universitas Negeri
Semarang
nikenrumani@gmail.com
Produk dari hasil perikanan dari tahun ke tahun
semakin diminati oleh masyarakat baik dalam maupun luar negeri. Tingkat
ketergantungan masyarakat global terhadap produk perikanan sangat tinggi, maka
diperlukan suatu usaha untuk mengembangkan potensi perikanan di Indonesia. Di bidang perikanan, terdapat dua sektor
yaitu budidaya dan tangkap. Pada sektor tangkap telah dilakukan
optimalisasi dengan terus menjaga daerah
kelautan Indonesia dari kasus pencurian ikan yang dilakukan oleh nelayan asing.
Namun, masih banyak aktivitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan dan
eksploitasi ikan yang berkelanjutan. Hal itu menjadikan sektor tangkap berada
pada posisi rendah, bahkan di beberapa
wilayah sudah terjadi penangkapan ikan yang berlebihan. Masalah perikanan mau
tidak mau terus berlanjut. Sementara permintaan pasar juga terus meningkat.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya usaha untuk memajukan sektor
perikanan budidaya, baik budidaya ikan air tawar, payau, maupun laut, yang
masih memiliki ruang cukup luas untuk pengembangan dan peningkatan jumlah
produksi. Terdapat beberapa tantangan utama dalam pengembangan sistem budidaya
di Indonesia, salah satunya yaitu
ketersediaan pakan dengan bahan baku lokal. Hal ini bertujuan agar nilai
produksi ikan budidaya kita dapat bersaing dengan produksi negara tetangga yang
diperkirakan akan turut meramaikan pasar lokal sebagai akibat dibukanya perdagangan
bebas dalam kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN di tahun 2015 ini.
Ketersediaan
pakan menjadi penting, karena hampir 60 persen biaya produksi berasal dari
pakan, sehingga pakan menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Permasalahan
tentang pakan timbul karena sebahagian besar bahan baku pakan, seperti: feed binder, fish oil, fish feed blood
worm dan fish meal masih dalam
status impor. Kondisi ini tentu saja menjadikan nilai produksi ikan budidaya
kita sangat tergantung terhadap naik turunnya nilai pakan. Keinginan untuk
memproduksi pakan dengan bahan baku lokal terhambat oleh iklim global yang
menyebabkan gagal panen pada komoditas jagung, gandum, atau kedelai sebagai
sumber utama protein pada pakan.
Menurut data dari Nugroho
Meidinata dan Sayyida Ikrima dalam primordia.faperta.ugm.ac.id,
kondisi perairan yang tersedia di
Indonesia saat ini dapat dimanfaatkan di
bidang pariwisata, budidaya, dan perdagangan. Luas perairan di Indonesia tidak
bisa dibilang kecil, menurut data terakhir yang dihimpun dari berbagai sumber
menyebutkan bahwa sekitar 70 % luas wilayah Indonesia adalah perairan. Selain
itu, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Dengan melihat
fakta tersebut seharusnya perairan Indonesia dapat dimanfaatkan oleh nelayan
yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Tetapi, realita yang terjadi adalah
nelayan di seluruh Indonesia masih tetap tergolong tidak sejahtera dengan
pendapatan rata-rata 30.000/hari. Konsumsi ikan di Indonesia masih di bawah PPH
(Pola Pangan Harapan), yaitu 31,40 kg/tahun. Namun, minat konsumsi ikan
mengalami peningkatan. Dengan meningkatnya konsumsi ikan di Indonesia berarti
kebutuhan ikan di Indonesia juga meningkat.
Kondisi Perikanan saat ini
Saat ini perikanan
menjadi salah satu sumber daya alam yang mempunyai nilai tinggi untuk
kelangsungan perekonomian Indonesia. Akan tetapi, kondisi alam
ini belum dimanfaatkan oleh sumber daya manusia secara sempurna. Hal ini
dimanfaatkan oleh investor asing yang menjadi pelaku utama dalam mengekploitasi
sumber daya alam yang ada di negeri ini. Hal tersebut yang memperburuk kondisi
pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Indonesia. Padahal kondisi perairan di
Indonesia dapat dimanfaatkan di bidang pariwisata, budidaya, dan perdagangan.
Dan seharusnya perairan Indonesia dapat dimanfaatkan oleh nelayan yang tersebar
di seluruh pelosok negeri. Tetapi, kenyataan yang terjadi adalah nelayan di
seluruh Indonesia masih tetap tergolong tidak sejahtera.
Konsumsi
ikan di Indonesia selama kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami peningkatan.
Dengan meningkatnya konsumsi ikan di Indonesia berarti kebutuhan ikan di
Indonesia juga meningkat. Saat ini pemerintah dalam mengatasi meningkatnya
kebutuhan ikan di Indonesia dengan mengimpor tepung ikan dan ikan beku
dari berbagai negara. Kebijakan pemerintah yang hanya mengimpor untuk mencukupi
kebutuhan ikan di Indonesia sangat disayangkan mengingat luas wilayah perairan
Indonesia sangat mendukung untuk pengembangan perikanan. Kondisi perikanan
Indonesia yang buruk juga terlihat dari kondisi nelayan yang minim dengan
pengetahuan.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Menurut
data yang saya peroleh dari halaman web http://www.wwf.or.id.
Saat ini belum banyak solusi yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengembangkan
perikanan di Indonesia. Pemerintah cenderung untuk mengimpor ikan dalam
memenuhi konsumsi ikan nasional. Solusi yang pernah dilakukan oleh beberapa
perikanan di Indonesia yaitu melaksanakan program perbaikan pengelolaan
perikanan dengan pendampingan dari WWF-Indonesia. Perbaikan pengelolaan
perikanan ini berdasarkan Kepmen Kelautan dan Perikanan 45/2011 tentang
estimasi potensi perikanan di Indonesia. Pengaturan jumlah tangkapan dengan
membuat harvest control rule (HCR) atau pengaturan pemanfaatan
perikanan, menjadi sebuah solusi paling realistis untuk menegakkan kedaulatan
pangan Indonesia.
Gagasan
Baru yang Ditawarkan
Di
Indonesia terdapat berbagai jenis tumbuhan yang mempunyai manfaat untuk
kehidupan manusia. Mulai dari tumbuhan yang hidup di tanah hingga tumbuhan yang
hidup di air. Hingga saat ini banyak tanaman yang telah diketahui manfaatnya
dan dijadikan obat untuk beberapa penyakit. Rambutan adalah tanaman tropis yang
masuk dalam golongan ke dalam suku lerak-lerakan atau Sapindaceae, berasal
dari daerah kepulauan di Asia Tenggara. Buah
rambutan terbungkus oleh kulit yang memiliki rambut di bagian luarnya
(eksokarp). Warnanya hijau ketika masih muda, lalu berangsur kuning hingga
merah ketika masak / ranum. Endokarp
berwarna putih, menutupi daging. Bagian buah yang dimakan, daging buah
sebenarnya adalah salut biji atau aril,
yang bisa melekat kuat pada kulit terluar biji atau lepas. (id.wikipedia.org).
Pemanfaatan
tanaman sebagai peningkat sistem imun ikan dapat memperluas manfaat suatu
tanaman. Bukan hanya itu saja, tapi limbahnya juga dapat dimanfaatkan. Selama
ini rambutan hanya dimanfaatkan buahnya saja, sedangkan bijinya hanya menjadi
limbah. Biji buah rambutan dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut etanol.
Etanol merupakan pelarut polar yang dapat melarutkan senyawa flavonoid dan
tanin yang terkandung dalam biji buah rambutan. Ekstrak biji rambutan dapat
menghambat pertumbuhan bakteri A.
hydrophila, A. salmonicida, dan streptococcus sp. Pada konsentrasi 75%, ekstrak biji rambutan menghasilkan
zona hambat terluas. Pada
konsentrasi ini senyawa-senyawa
antibakteri pada ekstrak biji rambutan bekerja maksimal sehingga dapat merusak
dinding sel bakteri yang mengganggu metabolisme sel yang akhirnya menghambat pertumbuhan bakteri. Bahan aktif
senyawa flavonoid dan ekstrak biji rambutan efektif bekerja sebagai
bakteriostatik dan bakterisidal karena dapat menghambat dan merusak
dinding dan membran sel bakteri yang terdiri dari lapisan protein. Mekanisme
kerja senyawa-senyawa fenol termasuk flavanoid sebagai antibakteri adalah
dengan mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel. Penghambatan
dan perusakan dinding dan membran sel ini dapat dilakukan dengan terbentuknya ikatan
ikatan hidrogen dan kovalen antara bahan aktifnya yang bersifat hidrofobik
sehingga menganggu integrasi dinding dan membran sel bakteri. (Ibrahim, dkk
2013).
Dengan
kandungan dan manfaat yang ada pada biji rambutan maka limbah biji rambutan
dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan atau yang biasa disebut dengan palet.
Langkah pertama yaitu membersihkan biji rambutan lalu dilakukan penghancuran
biji rambutan. Kemudian di ekstraksi
dengan menggunakan pelarut etanol. Kemudian ekstraknya dapat dicampur dengan
bahan-bahan alami yang biasanya dibuat palet ikan seperti keong sawah dan ragi
tempe secara merata. Adonan tersebut ditutup rapat dan didiamkan selama
semalam. Paginya, adonan dicampur dengan ikan asin dan daun pepaya yang
sebelumnya digiling terlebih dahulu. Kemudian cetak dengan mesin palet. Lalu
dijemur dan dikemas dalam kantong plastik yang kedap udara.
Untuk mewujudkan pembuatan palet ikan dari biji
rambutan, maka diperlukan langkah yang jitu. Yaitu dengan memberikan
sosialisasi mengenai manfaat atau keunggulan palet ikan dari biji rambutan
kepada masyarakat, khususnya kepada para peternak ikan. Selanjutnya memberikan
pelatihan khusus tentang cara pembuatan palet ikan tersebut. Setelah seluruh
masyarakat dapat menerima, maka para peternak ikan akan menggunakan produk
palet ikan ini.
Indonesia memiliki sumber
daya alam yang tersebar di berbagai wilayah. Misalnya saja yaitu di bidang
perikanan, yang saat ini diminati oleh masyarakat global. Oleh
karena itu, untuk memajukan perekonomian Indonesia dapat ditempuh dengan usaha
untuk mengembangkan potensi perikanan di Indonesia. Pengembangan potensi
perikanan dapat dimulai dari peningkatan kualitas pakan ikan. Hal ini
dimaksudkan agar produksi ikan di indonesia tidak mengalami penurunan yang
disebabkan karena penyakit pada ikan yang menular. Pakan ikan (Palet) dapat
dibuat dari bahan alami seperti biji rambutan. Biji rambutan yang semula tidak
dimanfaatkan sekarang dapat dijadikan palet ikan yang antibakteri. Bahan aktif senyawa flavonoid dan ekstrak
biji rambutan efektif bekerja sebagai bakteriostatik dan bakterisidal karena
dapat menghambat dan merusak dinding dan membran sel bakteri. Penggunaan
palet ikan dari biji rambutan ini dapat menjadi solusi dalam permasalahan
penyakit ikan yang sering terjadi pada sektor perikanan.
Daftar Pustaka
Ibrahim,
Azwar dkk. 2013. “Potensi Ekstrak Kulit Buah dan Biji Rambutan Sebagai Senyawa
Anti Bakteri Patogen pada Ikan”. Rekayasa
dan Teknologi Budidaya Perairan I, 2 Februari.
Meidinata,
Nugroho dan Sayyida Ikrima. 2015. “Kesiapan Sektor Perikanan dan Kelautan
Menghadapai AEC 2015”. primordia.faperta.ugm.ac.id
(diunduh tanggal 17 Mei 2015).
Mustofa,
Akhmad. 2014. “Solusi Perbaikan Stok Perikanan di Indonesia”. http://www.wwf.or.id/ruang_pers/berita_fakta/?35282/Solusi-Perbaikan-Stok-Perikanan-di-Indonesia (diunduh tanggal 15 April 2015).